Sabtu, 27 November 2010

Di Kebun Sendiri

malam ini kesunyian menampakkan kedua matanya. sapasang lengannya muncul dari lebat hujan, menghantar lilin. laut dan gunung yang menyala untuk mataku yang buta. aku mengejar kelebat tubuh yang memanggul waktu dalam kabut. berlarian ke balik pohon-pohon kenangan. musim-musim yang menyimpan potongan-potongan kecemasanku, berhamburan seperti tahun. aku tersesat di kebun sendiri.

aku memasang dua mata yang nyala itu di kelopak mataku. matamu mataku juga bukan. malam ini kau mengijinkan aku menembus seluruh selubung tubuhmu. tubuhmu yang terus muncul dan menjauh. tumbuh dan luput. sepasang lengan melukis tubuhku dengan dengan sepasang lilin. di pundakku sepasang lilin ditanam. sepasang api menari dalam hujan. matamu makin hidup dalam kelopak mataku.

aku masih tersesat di kebun sendiri. dalam rimbun usia. jejakmu tampak di jalan setapak. pada patahan dahan. pada basah airmata. tentu ini matamu. mataku sudah sangat lama tak lagi dapat menangkap isyarat dan gelagat. tentu ini matamu. dua mata yang menyalakan sepasang lilin dipundakku. seperti sepasang arah. sepasang kegembiraan. sepasang kebahagiaan. dua mata menyuruhku kembali mencangkul kata dalam cahaya sepasang lilin. barangkali tubuhmu sesungguhnya terdapat dalam kata.

malam ini kesunyian memakai mataku. dan kau menangis rindu dalam detik.

2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar