Kamis, 18 November 2010

Pertemuan

(1)
kedatanganmu kini begitu sederhana. tanpa karnaval juga pestapora. dari sebuah jalanan sempit kau berjalan. tanpa kata-kata juga kalimat. langkahmu menyerap bulan dan hujan. langit malam meresap di wajahmu. matamu senyap. kau mengajakku diam. sebuah pertemuan yang lain dari biasanya. namun debar dalam dadaku tak pernah bisa sederhana. sungai dan laut saling berlomba menyambutmu. Diamlah! maka gemuruh semakin rakus melumatmu.
(2)
ah, matamu kian senyap. riwayat apa gerangan yang malam ini ingin kau simpan diam-diam ketika bibir kecemasanku begitu haus meneguk pertemuan. telah ribuan abad kau berjalan. jika pada akhirnya diam, sayang, apakah kata-kataku telah menjelma kata-katamu yang tak terucap. barangkali kau hanya ingin menemuiku dengan wajahmu yang lain. barangkali wajahmu yang sesungguhnya. tanpa luka juga tawa.
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar