Kamis, 18 November 2010

Menulis Namamu

(1)
aku ingin menuliskan namamu di sini, sayang, ketika dunia tinggal gema dan hujan hanya membawa riwayat kenangan. namun kota yang kudiami tak lagi memberi lahan untuk mengucurkan huruf-huruf namamu. barangkali aku harus memburu sujud yang lain, yang tak lagi merindukan sajadah. barangkali aku harus mabuk dengan anggur yang lebih murni.
(2)
bagaimana sungai menulis air, ketika arus membuatnya mabuk. batu-batu hanya gaduh oleh sunyi. oleh kabar tentang laut, tentang maut. semisal sungai, sayang, aku meluap namun tak bisa menulis namamu.
(3)
bukan kesepian atau kerinduan yang melontarkan diriku dari dunia. menjelajahi ketiadaan yang ditinggalkan adam. bukan, sayang, bukan pula cinta atau kecemasan. kehilanganlah yang memberiku tongkat pengembaraan. lalu aku berjalan jauh ke dalam diri. tanpa lampu, sebab aku tahu aku menuju cahaya. tanpa peta, sebab aku tahu aku menuju arah. namun entah dimana dan kapan akan kutuliskan namamu.

2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar